Umur
baru dengan titel baru, itulah saya. Setelah merayakan (nggak ngerayain juga
sih sebenarnya) ulang tahun ke-18 tepat empat hari setelah SBMPTN, dua minggu
setelahnya ternyata saya langsung diberi kado berupa status “mahasiswa” oleh
situs pengumuman.sbmptn.or.id J
- Allah swt.
- Orangtua, yang membantu finansial dan doa
- Nenek, yang selalu khawatir dengan saya
- Keluarga besar saya
- Miss Anna, Bu Nia, dan Bu Ina, yang sudah melihat perkembangan saya selama SMA
- Bu Riany, guru ekonomi Rexa yang penyabar dan murah senyum
- Abla Kiki, Abla Mahri, dan Abla Sadakat, yang bersedia nampung saya lagi di asrama UN
- Guru-guru yang sudah bersabar untuk ngajarin saya, baik di Pribadi maupun di Rexa
- Bu Uki, yang minjemin kunci perpus dan memudahkan saya untuk mengakses banyak buku
- Bu Atikah, yang selalu ngerawat Rumah UN
- Rofi, yang selalu hiperaktif dan berusaha bikin saya jadi lebih aktif
- Zeini, Nabila,dan Meilin, teman seperjuangan, seasrama, dan sepenanggungan
- Diah, Intan, dan Nida, teman SMA satu Rexa yang jarang saya temui karena beda kelas
- Teman-teman seperjuangan saya, di Pribadi, di Rexa, di SMA Banua, maupun yang tersebar di seluruh Indonesia, terima kasih udah saling mendukung dan mendoakan!
- Nadia, Teh Gita, dan tantenya Nadia yang bersedia menampung saya selama saya melaksanakan SBMPTN di SMP 13 Bandung
- Kak Fatimah, kenalan waktu SBMPTN yang bikin suasana jadi kurang tegang :D
- Teman-teman yang udah niat ngirimin SMS, mention di twitter, maupun ngirim private message di FB demi ngasih saya ucapan “semangat” sehari sebelum SBMPTN
- Arsenal, yang bikin saya termotivasi penuh karena pengen datang ke Indonesia
- Stasiun-stasiun TV yang ada nyiarin bola sekitar pukul 2 malem yang bikin saya bangun pagi dan belajar (dikit-dikit sih)
- Westlife, Backstreet Boys, Sungha Jung, serta boyband-girlband-soloist Korea yang senang bersenandung di telinga saya demi menemani saya berkutat dengan soal
- Pak Reza, teller Bank Mandiri cabang Jamsostek serta rekan-rekannya yang ngebantu saya dalam registrasi SBMPTN
- Ibu-ibu yang jualan kupat tahu tanpa toge yang biasa nongkrong depan YPKP
- Kecengan saya ;))
- Dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
Lantas,
perpindahan status dari pelajar ke mahasiswa ini tidak serta merta membuat saya
larut dalam euforia. Kenapa? Sudah sangat terpampang nyata bahwa masuk
universitas saja (dalam hal ini PTN) susahnya minta ampun. Susahnya saya
berjuang dalam masuk PTN ini masih belum seberapa dengan tekanan yang akan saya
dapat ketika kita kuliah nanti.
Sepanjang
investigasi saya terhadap kehidupan mahasiswa, yang namanya mahasiswa itu
identik dengan tugas dan begadang. Mahasiswa juga lebih individualis. Mahasiswa
itu harus punya inisiatif sendiri dan harus aktif. Pokoknya menjadi mahasiswa
itu adalah awal dari dimulainya hidup yang sesungguhnya. #eaaaa
Di
samping hal-hal yang agak memberatkan tersebut, ada beberapa hal yang bisa saya
dapatkan ketika menjadi mahasiswa. Yang pastinya adalah ilmu yang semakin tinggi.
Namanya juga perguruan tinggi. Kemudian, bertambahnya link/jaringan yang
mungkin akan membantu saya dalam menunjang masa depan (yaa entah apa maksudnya
bisa diartiin sendiri kali ya). Menjadi mahasiswa juga merupakan latihan awal agar
nantinya bisa terjun ke masyarakat.
Kesimpulannya,
sudah saatnya saya melepaskan ketergantungan saya terhadap orang lain. Saya
dituntut untuk lebih mandiri serta lebih bersikap dewasa. Status mahasiswa ini
bukanlah kebanggaan. Bagi saya, status ini merupakan sebuah amanah untuk saya agar
mempunyai kontribusi nyata kepada masyarakat Indonesia.
Akhir
kata, saya ingin mengucapkan: halo, saya mahasiswa!
Kamar Kos, 8 September 2013
Halo, Saya Mahasiswa!
Reviewed by Audi
on
September 08, 2013
Rating:

ya ampun... aku hiperaktif laaah..haha
BalasHapus