Sebelum baca resep, Audi boleh
curhat dulu nggak?
(Kalo males baca curhatan,
langsung skip ke resep aja, yaaa)
Memasak itu bukan Audi banget. Sedari
kecil, tepatnya waktu SD, aku ilfil banget sama yang namanya memasak. Pertama,
aku sering dibandingin sama anak tetangga. Kebetulan si tetangga punya warung
makan. Trus anaknya yang seumuran denganku bisa masak, dari nasi goreng sampai
kue-kue kering. Umur kami waktu itu masih 9 tahun. Trus ada yang bilang, “Tuh, si
itu aja udah bisa masak, lho. Masak ini masak itu. Kamu kapan bisa masak?” Dan
bagi anak-anak seusia gitu, dibanding-bandingin adalah isu yang sensitif. Eh, semua orang juga nggak suka kali
dibandingin. Itu malah bikin aku antipati sama memasak. Aku berpikir, “Ih,
kalo aku bisa masak ntar disamain sama anak itu. Gengsi, ah.”
Kedua, aku diejek ketika aku
memasak. Tepatnya ketika ujian praktik muatan lokal waktu SD. Kami disuruh
untuk memasak masakan Banjar. Ketika aku lagi memotong tempe, aku diketawain oleh
temanku. Dibilang, “Audi nggak bisa masak!” trus jadi pusat perhatian. Malu,
nggak? Well, karena aku juga susah
ngehandle baper, kejadian itu cukup membekas dan bikin aku tambah anti sama
memasak. Bahkan, aku juga punya tekad, “Ntar kalo udah gede harus jadi kaya
pokoknya biar bisa punya pembantu!”
Ketika aku sudah masuk SMA, aku
udah mulai aware sama pentingnya
punya kemampuan dasar untuk memasak. Apalagi aku masuk sekolah berasrama. Minimal
masak mie instan telur. Antisipasi kalau-kalau nggak doyan sama makanan asrama.
Trus, di asrama biasanya abla-abla seneng banget bikin acara masak makanan
Turki. Biasanya aku bantuin. Biar cuman sekadar beli bahan, motong sayur, plus
tester, hehehe.
Biasanya, aku masak kalau aku
pengen makan aja. Itu pun aku pasti pilih makanan yang nggak ribet buat
dimasak. Mie instan misalnya. Pernah punya niat masak di luar alasan kelaparan
tadi, tapi cuman sekadar niat doang.
Pada akhirnya niat masak-masak for fun pun terwujud. Puding Oreo inilah
perwujudannya. And actually, this lovely
dessert was dedicated for the one who loves spending his whole day dating his
so-called bustle until he had no time to say even only a single “Hi” for me.
Duh. Tapi pada akhirnya dibagi-bagiin ke mana-mana. Sebagian pun ada yang masuk
perut sendiri, hehe.
Bahan:
1 bungkus puding coklat
50 gr gula pasir
1 sendok makan cokelat bubuk
800 ml susu coklat
50 gr dark chocolate
Biskuit oreo sesuai selera,
diremukan.
Cara membuat:
- Campur puding coklat, gula pasir, cokelat bubuk, susu coklat, dan dark chocolate.
- Masak hingga mendidih.
- Tuangkan campuran tadi ke dalam cetakan.
- Taburkan oreo di atas cetakan tersebut dan diamkan.
Selamat mencoba~ ^^
Kalau punya modifikasi lain untuk
resep ini, boleh banget share idenya
di kolom komentar.
Akhirnya Audi Masak Juga! : Puding Oreo
Reviewed by Audi
on
Januari 01, 2016
Rating:

oreonya ngga keliatan Audy...heheh. makin mantap pakai fla ituh..
BalasHapusHaha iya mbak. Aslinya oreonya ada sih yg paling bawah, cuman faktor antara kamera hp yg ga mendukung atau kemampuan fotografernya wkwk. Iya mbak flanya lupa dimasukin wkwk. Makasih atas masukannya ya mbak ^^
Hapus