Dear Class of 2020....


Ini surat dari Audi kepada siapapun kamu, lulusan 2020.

Pertama, aku bukan artis atau influencer dengan followers banyak dan pinter memotivasi. Aku cuman salah satu orang yang lulus dan (harusnya) merayakan wisuda di tahun 2020 ini. Sayangnya, seperti kebanyakan nasib lulusan 2020 lainnya, wisuda tidak dapat diselenggarakan seperti biasa. 

Kekecewaan sudah tidak dapat disembunyikan lagi. Beberapa temanku ada yang ingin sekali wisuda karena nggak sempat ikut wisuda pas lulus SMA akibat jadwalnya yang bertabrakan sama tes masuk perguruan tinggi. Ada juga yang karena emaknya, bapaknya, atau keluarga lainnya pengen banget pamer foto di Facebook. Ada yang simply karena ingin merayakan momen susah payahnya kuliah bertahun-tahun secara seremonial. 

Kalau motivasiku sendiri rada konyol: ingin merasakan sekali pakai make up tebal. Ini juga sebagai bentuk penyesalanku kenapa aku tampil sederhana dan tidak menarik ketika wisuda SMA. Padahal mamaku sudah menawarkan buat merias di salon. Tapi aku pikir saat itu pasti mukaku bakalan berat banget. Alhasil waktu wisuda SMA aku tampil dengan make up almost no make up

Satu dari sedikit foto yang selamat.

Alasan ingin wisuda bisa bermacam-macam. Namun, yang membuat perayaan ini istimewa adalah bagaimana dalam satu hari kita bisa menjadi orang yang spesial. Baik keluarga, kerabat, dan kampus, semua membicarakan tentang satu hari itu. Orang-orang di sekitar kita mau ribet demi kelancaran acara. Selain itu, ada satu momen ketika nama kita akan dipanggil, kemudian kita akan berjalan menghadap orang yang akan meresmikan kelulusan kita. Saat itulah seluruh perhatian akan tertuju pada kita walaupun hanya sekian detik atau paling lama satu menit. 

Aku akui, meskipun kadang aku ngga suka menjadi center of attention, tapi ada kalanya aku ingin diperhatikan oleh orang-orang. Yah, minimal ngga dianggap invisible. Dan wisuda ini adalah salah satu momen di mana akhirnya orang pernah mendengarkan namaku.

Tetapi euforia wisuda SMA itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya kehidupanku kembali seperti semula dengan status sebagai lulusan SMA. Aku sempat pulang sebentar ke kampung halaman di Kalimantan untuk liburan. Sekitar satu atau dua minggu kemudian diumumkan hasil SNMPTN. Tujuanku saat itu adalah UGM dan aku nggak lulus. Barulah kemudian aku kelabakan belajar untuk mengikuti tes tertulis alias SBMPTN. Orang tuaku memasukanku ke bimbel di Bandung agar lebih fokus belajar. 

Selama aku belajar untuk SBMPTN, nggak pernah teringat sedikitpun momen-momen wisuda kemarin. Yang aku pikirkan saat itu cuman apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lulus SBMPTN dan dapat bangku kuliah. Acara wisuda ngga ada nyumbang apapun dari perjuanganku dalam melalui tes selain dilepas secara resmi dari sekolah. Dari sini aku menyadari bahwa wisuda tidak lain hanyalah selebrasi berbentuk formal aja. Di balik terselenggaranya wisuda terdapat hal yang lebih penting, yaitu apakah pendidikan yang telah kita tempuh berhasil mengubah diri kita ke arah yang lebih baik lagi. 

Kata-kataku klise banget, nggak, sih? Wkwk. 

Aku secara pribadi memiliki penilaian terhadap diriku sendiri mengenai layak tidaknya aku selebrasi saat wisuda. Awalnya aku merasa menjadi "produk gagal" ketika SMA kemaren. Dibandingkan waktu SMP, waktu SMA aku merasa mendadak bodoh. Aku ngga bisa cepat menangkap pelajaran di kelas seperti teman-temanku. Aku juga kurang tau apa yang sebenarnya aku sukai. Ketidaktahuan ini ditambah dengan bagaimana aku belum bisa terlalu beradaptasi dengan lingkungan yang lebih bebas (karena sebelumnya aku masuk pesantren). Ditambah lagi kurang percaya diri. Yah, pokoknya yang buruk-buruk dan memalukan dariku ngumpul semua pas SMA. 

Pada akhirnya "produk gagal" ini bisa "naik level" sedikit dengan kelulusan di SBMPTN 2013. Jadi, hikmah dari tidak lulusnya aku waktu SNMPTN adalah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti SBMPTN. Kesempatan ini membuatku jadi fokus pada diriku sendiri dan mendapatkan apa yang aku mau. Ini sebenarnya hal yang aku rasa missing dari diriku selama SMA. Wisuda SMA-ku yang sebenarnya adalah momen awakening-ku saat itu, ketika aku sadar betapa wasted-nya aku selama SMA dan apa yang seharusnya bisa aku lakukan untuk memperbaiki diriku. Maka dari itu, bagiku saat itu SBMPTN lebih berkesan dibandingkan wisuda. 

Ketika tiba waktu wisuda kuliah, ternyata wisudanya dibatalkan akibat adanya pandemi. Ini kemudian membawaku pada kontemplasi mengenai apa arti wisuda sebenarnya, yang beberapa poinnya telah aku jabarkan di atas. Jika membicarakan apa yang berubah dariku selama kuliah, jawaban utamanya lebih ke meningkatnya kemampuan bersosialisasiku (meskipun belum perfect). Ini juga tak lepas dari bantuan teman-teman serta lingkungan yang suportif. Selain itu, pengalaman selama kuliah juga membuatku dapat melihat dunia dengan lebih kompleks.  

Overall, aku merasa senang sekali bisa memiliki kesempatan untuk kuliah. Banyak yang bisa aku pelajari, baik dari sisi akademis maupun di luar akademis. Tentunya ini dapat dijadikan bekal yang berharga untuk langkah selanjutnya di kehidupan, entah itu buat kerja ataupun untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Di sini juga aku menemukan bahwa skripsi, yang selama ini menjadi momok menakutkan, ternyata menyenangkan juga bila dikerjakan. 

Akan lebih menyenangkan lagi seandainya wisuda benar-benar terselenggara. Tetapi aku tahu diri bagaimana berbahayanya apabila tetap memaksakan wisuda dengan keadaan seperti ini. Karena kampus tidak menyelenggarakan, akhirnya aku rayakan sendiri. 

Free virtual photoshoot by @byanmara

It's okay to be disappointed about having no graduation ceremony. Tapi jangan lupa bahwa kita masih dapat membahagiakan diri sendiri. Kita bisa aja membuat wisuda kecil-kecilan dalam kamar, kemudian kita mengenang perjalanan kita selama menempuh pendidikan. Kita syukuri apa yang telah kita dapatkan. Kita renungkan hal-hal yang mengecewakan dan membuat janji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Tidak diresmikan bukan berarti value kita kurang dari orang-orang yang berkesempatan untuk wisuda.

Sekali lagi, selamat atas kelulusannya untuk semua lulusan 2020! Semoga sukses di kehidupan barunya!

With love

Audi



Tulisan ini terinspirasi dari #DearClassof2020.

Dear Class of 2020.... Dear Class of 2020.... Reviewed by Audi on Juni 18, 2020 Rating: 5

2 komentar:

  1. memang acara wisuda itu bikin kita bangga ya tp ssungguhnya adalah hal sesudah wisuda yang hrs kita pikirkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget mba, setelah wisuda itu hidupnya lebih berat :')

      Hapus

Thanks for coming! ^^
Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu untuk menghindari komentar spam.

Diberdayakan oleh Blogger.