Akhirnya Audi ngomongin korea-koreaan lagi!!

Coba, deh, kamu liat-liat postinganku tahun 2012. Pasti kamu bakal nemu beberapa tulisanku soal Kpop. Kalau membaca tulisan itu lagi, aku jadi nge-flashback ingatanku lagi soal bagaimana gilanya aku dengan segala hal berbau Korea. Perjalanan menuju kegilaan ini pernah aku tulis di Persimpangan Jalan Penyuka Kpop. Serius, aku ketawa pas baca tulisanku lagi.
Fangirling, bagi beberapa orang bukan lagi sebagai hobi atau kegiatan yang dilakukan di waktu luang. Tetapi sudah ada yang menjadikan itu sebagai gaya hidup. Bahkan sebuah dedikasi hidup. Ada fangirl yang mendedikasikan hidupnya demi sang idola. Ketika dia memiliki penghasilan, dia menghabiskannya untuk menonton konser, membeli album original yang ada tanda tangan si bias, membeli suvenir artis (kayak poster, lightstick, gantungan kunci, postcard, dll), membeli kuota internet buat download MV atau streaming konser, dan segala kegiatan fangirling lainnya. Serius, ada yang kayak gini.
Bagi yang awam mungkin udah berpendapat, "Ih, apaan duit dihabisin buat gitu doang? Yang diidolain nggak bakal jadi suami loe juga kali!" Boleh, lah, kalian memiliki pendapat seperti itu. Tapi serius, sekali lagi SERIUS, jangan sampai kalimat yang aku merahin itu kalian ucapkan tepat di hadapan si fangirl! You could be the one who initiate The World War III! Oke kalau maksud kalian buat ngelurusin ketika fangirling-nya udah keterlaluan sampai ngeinstall CCTV diam-diam di dorm-nya si artis biar bisa liat kegiatan sehari-harinya, misalnya. Tapi, kan, masih ada bahasa yang lebih persuasif dan membangun buat ngelurusin, kan? :)
Aku pernah memasuki dunia fangirling sehingga aku tau rasanya gimana.
Mungkin aku nggak perlu menceritakan lagi gimana proses detailnya tentang mengapa aku bisa "terjerumus" ke dunia ini. Yang pastinya, aku dekat banget sama lingkungan orang-orang para penyuka Korea sehingga ketularan pada akhirnya.
Kalau aku baca lagi proses yang aku lalui, rasanya masa-masa fangirling itu adalah masa yang paling "apa banget" yang pernah aku alami. Fangirling yang aku jalani itu jika dinilai dari 1-10, aku masih ada di level 6. Menurutku, yaaaa. Itu juga sudah cukup buat bikin ilfil orang. Dibilang geuleuh atau apalah. Tapi, ya, bodo amat.
Beginilah kira-kira proses fangirling yang aku jalani:
1. Aku mulai suka denger lagu-lagu Korea. Pemanasannya dimulai dari lagu soundtrack drama Boys Before Flower, kemudian berpindah ke Sorry Sorry-nya Super Junior, dari sini merambat ke mana-mana.
sumber |
2. Nggak cuman denger lagu. Kalo ngedengerin lagu Korea masih nggak lengkap kalo nggak sambil nonton MV (Music Video). Dari sanalah aku sudah diperkenalkan kalo Kpop itu perpaduan suara dan dance.
sumber |
3. Karena udah nonton dance dari lagu tersebut, jadi kalo sewaktu-waktu lagunya diputar, tanpa sadar tubuh bakal gerak-gerak sendiri ngikutin irama lagu, kayak orang sok asik gitu.
4. Well, if you find an interesting song, you might also sing along, right? Inilah yang kemudian membawaku menjelajahi lirik lagu Korea. Awalnya karena nggak bisa baca Hangul, aku baca yang versi romanisasinya. Tapi terkadang ada beberapa romanisasi yang bikin bingung. Misalnya tulisan "jun" dibacanya jadi "jeon". Nah, inilah yang mengantarku belajar baca Hangul secara otodidak!
sumber |
5. Udah bisa baca Hangul, aku melatih bacaanku dengan nonton MV yang ada versi lirik + romanisasi + terjemahan. Trus rasanya hambar kalo bisa baca Hangul tapi nggak tau artinya. Mulailah aku belajar Bahasa Korea dengan nonton video Youtube, buka situs belajar Korea, beli buku grammar, sampai beli kamus Bahasa Korea. Meskipun sampai sekarang aku masih nggak terlalu bisa Bahasa Korea.
![]() |
sumber |
6. Bosen belajarnya terlalu "belajar", aku langsung berusaha rileks dengan menonton video lain selain MV, seperti tayangan live music kayak Music Bank.
sumber |
7. Perlahan-lahan aku langsung pengen nyoba hal-hal berbau Korea. Seperti makan makanan Korea, pakai hanbok, datang ke festival Korea, pakai skincare-nya Korea, beli baju ala-ala Korea, pokoknya berasa kayak pengen jadi orang Korea, lah!
![]() |
Produk Korea |
8. Ini adalah poin penting dari perjalanan fangirling: akhirnya aku punya idol group yang bisa dikecengin! Pilihan itu jatuh pada INFINITE! Aku suka mereka gara-gara lagu Be Mine. Dari rasa suka sama Infinite ini aku langsung browsing segala-galanya soal mereka. Profil, fakta, foto, wallpaper, MV dari awal debut, konser-konsernya, variety show yang pernah mereka datengin, ngefollow akun-akun fanbase serta SNS membernya (SNS: sosial media), baca-baca fanfiction yang ada mereka, dan nonton drama yang ada merekanya juga.
sumber |
9. Di Infinite, aku punya bias yang paling aku biasin dari bias-bias yang lain. Nama aslinya Kim Myungsoo. Nama panggungnya L. Sering diklaim sebagai "uri chagi" wkwk. Saking sukanya, aku sampai ngirim dia scrapbook sebagai kado hari ultahnya!
![]() |
Scrapbook-nya model gini. Niat banget ya? |
10. Bagiku, tiada hari tanpa dengerin/nonton Infinite. Pokoknya lagu-lagu mereka aku dengerin berulang-ulang. Begitu pula dengan video mereka.
sumber |
11. Dan kalo udah nonton, biasanya teriakan-teriakan kayak "Oppa saranghae!" atau "Inpiniteu jjang!" atau apalah-apalah langsung keluar begitu saja dari mulutku. Padahal nonton videonya doang, lho. Gimana kalo ketemu....
sumber |
14. Kalo Infinite comeback, jam peluncuran MV-nya aku catet, dicocokin dengan waktu Indonesia, dan aku langsung stay tune depan laptop di jadwal yang telah ditentukan. Bahkan kalo itu tengah malam sekalipun.
![]() |
sumber |
17. Aksesoris si idol juga sampai aku beli! Biarpun nggak pernah beli yang ori, yang unofficial pun boleh lah.
18. Yang nggak kalah penting juga, foto-foto si idol suka aku kumpulin, dibikin folder, dijadiin wallpaper HP atau laptop, dan nggak bosen-bosennya buat dipandangin tiap hari.
sumber |
19. Akibat dari terlalu sukanya sama Kpop (terutama bias), standar tipe cowok idaman pun menjurus kekoreaan. Sering banget berangan-angan, "Duh, coba aku kenal cowok Korea yang cakep..." dan sejenisnya. Wkwkwk. Masih labil. Maaf deh.
![]() |
sumber |
20. Kalo ada orang yang punya sama biasnya dengan aku, biasanya aku bisa langsung agak sensi.
![]() |
sumber |
21. Dan kalo ada konser Kpop di Indonesia, suka punya wacana "Pengen nonton! Pengen nonton!" tapi nggak pernah terlaksana. Huhuhu. Jadi kalo ada konser, siapin internet aja buat buka Youtube.
Dear Fangirls, apakah kalian juga mengalami proses yang sama?
Sayangnya, kegiatan fangirling semacam itu mulai berkurang sejak awal 2014. Ada beberapa alasan yang mempengaruhi, seperti susahnya aku mendapat akses internet di laptop. Munculnya beberapa MV yang rating-nya 19+ di awal-awal tahun itu juga bikin aku ilfil dengan Kpop. Tak hanya itu saja, EXO yang juga jadi idol group favoritku selain Infinite saat itu sedang mengalami perpecahan sehingga lama-lama jadi males juga buat ngikutin.
Di masa-masa berkurangnya kegiatan fangirling-ku, aku masih seneng dengerin lagu-lagu Korea. Meskipun lagunya nggak update. Aku juga masih senang mengoleksi Running Man. Aku masih demen nonton drama. Itu doang. Nggak sampai punya idol crush yang sampai dibawa-bawa ke dalam mimpi. Bias-bias yang dulu dicemcemin udah masa bodo amat. Pokoknya, masa-masa itu keseharianku udah kering dari fangirling.
Setelah hampir dua tahun jarang bersentuhan dengan dunia fangirling, pada akhirnya aku pun memutuskan untuk jadi fangirl lagi!
Kok bisa?
-to be continued-
21 Hal yang Aku Lalui Sampai Menjadi Fangirl Akut!
Reviewed by Audi
on
Januari 20, 2016
Rating:

wow, lengkaaap banget koleksinya. aku cuma suka dengerin ost drama korea yg biasa ku tonton aja
BalasHapusiya mbak wkwk. ost drama korea emang keren-keren biasanya. bisa bikin baper.
HapusI feel you! iya album korea mahal beli nggak kuat belinya aku. tapi kalo justin mah langsung aja hehe
BalasHapusx
Dayu | PR.JA
Ealah beliebers wkwk
Hapus