![]() |
Logo Bangkok Post Learning (sumber: Facebook) |
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Cukup kita menguasai bahasa ini saja, maka kita sudah bisa terbang ke mana-mana. Bisa berkomunikasi dengan siapa aja di belahan dunia mana aja. Karena itulah perlu dicanangkan bahasa ini sebagai bahasa yang wajib dikuasai masyarakat Indonesia. Bahkan, walikota Bandung, Ridwan Kamil, sudah mengampanyekan seruan berbahasa Inggris ini dengan mengadakan program Kamis Inggris di Bandung.
Dengan terbukanya informasi dan kemajuan teknologi, belajar Bahasa Inggris bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Nggak cuman sekadar duduk dengerin guru di kelas aja, ya. Cara yang paling menyenangkan pastinya dengan belajar sembari melakukan hal yang disukai seperti mendengarkan lagu, menonton film, atau membaca buku-buku berbahasa Inggris. Cara yang paling efektif tentunya dengan langsung berkelana ke negeri yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. Tapi nggak ada duit...
Di sini, aku pengen ngenalin salah satu cara yang aku pakai buat melatih kemampuan berbahasa Inggrisku. Siapa tau ada yang satu aliran. Aku senang membaca berita. Sekali-kali aku menyempatkan diri buat berkunjung ke situs berita internasional seperti CNN atau The Guardian. Kalau pengen yang santai-santai, aku biasa nongkrong di Buzzfeed. Dan kalo mau berita Kpop Internasional bisa ke allkpop atau Soompi. Hehehe.
Dari beberapa situs berita yang aku kunjungi, hanya Bangkok Post yang menyediakan kolom learning!
Jadi, kalau kita berkunjung ke Bangkok Post Learning, kita nggak cuman sekadar baca berita aja. Tetapi di berita tersebut ada beberapa kata yang di-bold atau ditebelin, nantinya kita bisa lihat arti dari kata tersebut apa.
Untuk memudahkan kita, Bangkok Post Learning menyediakan tiga buah kategori utama berita, yaitu Easy, Intermediate, dan Advanced. Kategori tersebut berdasarkan jumlah kata serta tingkat kesulitan kosakata yang ada dalam berita tersebut.
Tak hanya kosakata, kalau kita pengen tahu cara pengucapannya, di bawah berita tersebut nantinya ada audio. Berita yang baru kita baca tadi akan diucapkan oleh native di audio tersebut.
Kalo udah bosen baca berita, kita juga bisa, lho, ngirim tulisan ke sana.
Aku sekalian pengen sharing juga, nih, tentang pengalamanku mengirim tulisan di Bangkok Post Learning. Kebetulan waktu itu lagi heboh-hebohnya soal bom Sarinah. Lalu, aku berusaha "ngerangkum" perilaku masyarakat kita di sosmed dalam sebuah short report. Aku kirim ke e-mail yang tertera di sini.
Ternyata, respon editor lumayan cepat! Mungkin karena yang ngirim juga dari luar Thailand. Kemudian, short report yang aku kirim juga masih anget-angetnya. Karena itulah editor memutuskan buat menerbitkan tulisanku sesegera mungkin!
Tulisan yang aku kirim tentunya berbahasa Inggris. Meskipun ada diksi yang kurang tepat, grammatical error, serta typo. Aku usahain aja biar kesalahan itu dikit. Jadi nggak ngerepotin editor juga, hehehe. Setelah aku kirim, tulisan tersebut dikoreksi terlebih dahulu. Hasil koreksinya bakal dikirim ulang ke kita buat dikonfirmasi kalau editannya itu ada yang mengubah arti dari tulisan kita apa nggak. Nah, setelah direvisi, tinggal tunggu hasil, deh.
Dan hasilnya bisa dilihat di sini.
Tuh, selain cuman baca-baca aja, kita juga bisa improve kemampuan writing kita dengan mengirimkan tulisan ke sana.Lumayan buat numpang nama di situsnya. Tak hanya kita saja, orang yang membaca pun bisa belajar dari kita.
Jadi, jangan ragu lagi. Yuk, belajar bersama di Bangkok Post Learning!
![]() |
Tampilan depan Bangkok Post Learning |
Jadi, kalau kita berkunjung ke Bangkok Post Learning, kita nggak cuman sekadar baca berita aja. Tetapi di berita tersebut ada beberapa kata yang di-bold atau ditebelin, nantinya kita bisa lihat arti dari kata tersebut apa.
Untuk memudahkan kita, Bangkok Post Learning menyediakan tiga buah kategori utama berita, yaitu Easy, Intermediate, dan Advanced. Kategori tersebut berdasarkan jumlah kata serta tingkat kesulitan kosakata yang ada dalam berita tersebut.
Tak hanya kosakata, kalau kita pengen tahu cara pengucapannya, di bawah berita tersebut nantinya ada audio. Berita yang baru kita baca tadi akan diucapkan oleh native di audio tersebut.
Kalo udah bosen baca berita, kita juga bisa, lho, ngirim tulisan ke sana.
Aku sekalian pengen sharing juga, nih, tentang pengalamanku mengirim tulisan di Bangkok Post Learning. Kebetulan waktu itu lagi heboh-hebohnya soal bom Sarinah. Lalu, aku berusaha "ngerangkum" perilaku masyarakat kita di sosmed dalam sebuah short report. Aku kirim ke e-mail yang tertera di sini.
Ternyata, respon editor lumayan cepat! Mungkin karena yang ngirim juga dari luar Thailand. Kemudian, short report yang aku kirim juga masih anget-angetnya. Karena itulah editor memutuskan buat menerbitkan tulisanku sesegera mungkin!
Tulisan yang aku kirim tentunya berbahasa Inggris. Meskipun ada diksi yang kurang tepat, grammatical error, serta typo. Aku usahain aja biar kesalahan itu dikit. Jadi nggak ngerepotin editor juga, hehehe. Setelah aku kirim, tulisan tersebut dikoreksi terlebih dahulu. Hasil koreksinya bakal dikirim ulang ke kita buat dikonfirmasi kalau editannya itu ada yang mengubah arti dari tulisan kita apa nggak. Nah, setelah direvisi, tinggal tunggu hasil, deh.
Dan hasilnya bisa dilihat di sini.
Tuh, selain cuman baca-baca aja, kita juga bisa improve kemampuan writing kita dengan mengirimkan tulisan ke sana.
Jadi, jangan ragu lagi. Yuk, belajar bersama di Bangkok Post Learning!
Improve Your English With Bangkok Post Learning!
Reviewed by Audi
on
Februari 15, 2016
Rating:

Langsung bookmarks situsnya,
BalasHapusAnd thanks..
siip sama-sama mas. semoga bermanfaat (y)
HapusNice info,makasih mba Audia.
BalasHapussip, terima kasih kembali mas. semoga bermanfaat (y)
HapusBahasa Inggris harusnya dikuasai oleh masyarakat Indonesia, supaya gak ketinggalan dari negara negara tetangga yang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa kedua nasional mereka
BalasHapusiyap. saya setuju banget mas. apalagi udah zaman MEA gini.
Hapusmakasih udah berkunjung ^^
Wah keren juga ya. Sama2 negara yg masyarakatnya perlu blajar English.
BalasHapusiya mbak. kalo soal mempelajari bahasa Inggris, Thailand jadi terlihat lebih niat
Hapus