I’ve got a new hobby! Akhirnya aku ketularan juga buat menjadikan
‘menonton film’ sebagai sebuah hobi. Sebelumnya aku nggak terlalu tertarik buat
nonton. Biasanya asal ngikut, sih. Kalo lagi jalan trus teman-teman pengen
nonton, yawes ikutan. Aku juga biasanya nggak terlalu update sama film baru dan
hits. Pernah temanku ngomongin sebuah film yang hits terus aku nggak ngerti and they were like, “Masa kamu nggak tau
film ini??” Yap, saking nggak update-nya.
Tapi semenjak aku mendapat
penempatan di Bitung dan satu penempatan sama orang yang hobi nonton film, ya
tertularlah sudah. Apalagi di Bitung juga baru dibuka bioskop (Baca: Bitung Udah Punya Cinema, Lho!). Udah nggak kehitung berapa kali aku dan temanku
bolak-balik bioskop.
Untuk genre film favorit, aku
kayaknya ngga punya genre yang spesifik. Aku paling suka film dengan plot twist
serta film yang memiliki detail, yang tiap scene-nya berharga banget. And it can be any genre. Cuman kayaknya
kebanyakan yang punya unsur ini adalah film ber-genre misteri atau thriller. Untuk
batasan umur, aku cenderung milih yang SU dan 13+ karena kebanyakan filmnya lebih
minim adegan provokatif, penyampaian pesan positifnya terang-terangan, dan less f-words.
Baru-baru ini ada orang yang
memicuku buat maraton film. Sebut saja Im Youngmin, my recent kpop crush. Awalnya gara-gara ada acara nonton bareng
film Dunkirk sama Im Youngmin dan Kim Donghyun di Korea sana. Yang pastinya aku
nggak bisa ikutan nobar. Karena itulah pas Dunkirk baru rilis di Indonesia, aku
bela-belain buat langsung nonton bareng temanku. Jadi biarpun terpisah jarak,
setidaknya aku dan dia menonton film yang sama J
*maaf alay*

Aku juga sering baca hasil
interview Youngmin dengan berbagai majalah. Pas ngomongin film, dia bilang film
favoritnya adalah film yang punya plot twist dan ada adegan kejar-kejaran atau escaping room. Dia juga nyebutin kalo
film favoritnya adalah Inception,
yang kebetulan banget adalah film pertama yang aku tonton di bioskop (trus?). Kemudian
tanpa sengaja aku mengaitkan hasil wawancara ini ke film Dunkirk, film yang dia
tonton bareng fans, dan menemukan benang merahnya.
Yap. Christopher Nolan.
Kalau bukan karena Youngmin,
mungkin aku nggak bakal excited banget buat nonton Dunkirk. Tapi tanpa dipicu sama Youngmin pun ternyata film ini jadi
film yang ditunggu-tunggu sama para pecinta film. Apalagi kalo bukan
sutradaranya, Nolan, yang disebut-sebut sebagai salah satu sutradara terbaik
dunia. Bagi aku yang masih awam, aku nggak terlalu merhatiin siapa yang
nyutradarain. Yang penting filmnya bagus.
Thanks to Youngmin, aku jadi
penasaran sama karya-karyanya Nolan dan memutuskan buat maraton film
bikinannya. And..... yes, akhirnya
aku ikutan ngefans sama Nolan!
Emang film-film Nolan sebagus
apa, sih?
WARNING: Aku usahain konten ini
nggak ngasih spoiler. Cuman nggak tau, ya, kalo keceplosan.
Indikator bagus-ngggaknya itu
sebenarnya tergantung sama penonton. Subjektif banget, sih. Tapi Nolan ini
bener-bener menyajikan film yang pas banget sama seleraku. Beberapa kesan yang
aku dapat dari film-filmnya Nolan:
1.
Alurnya, Euy!
Cerita alur maju udah biasa
banget. Cerita pake alur maju disertai flashback lumayan challenging, lah. Tapi
Nolan ternyata bisa bikin alur mundur, lho! I REPEAT, ALUR MUNDUR. Jadi kalau
biasanya kita liat kejadian pagi-siang-malam, Nolan bisa ngebikin itu jadi
malam-siang-pagi. Alur kayak gini aku dapat pas nonton Memento. Ini cerita tentang seseorang yang mengalami ingatan jangka
pendek. Dia bisa lupa kejadian beberapa menit yang lalu sehingga dia harus
nyatet apapun. Dia bahkan bisa aja lupa sama orang yang dia temui. Yang bikin
filmnya fascinating, ternyata kita
dibawa dari kejadian akhir ke kejadian awal. Kita nggak nebak akhir filmnya,
kita malah nebak awal dari kejadiannya.
Trus hati-hati juga karena
filmnya Nolan ini rentan plot twist. Banyak kejadian nggak terduga yang
tiba-tiba muncul di filmnya. Yang bikin aku merinding sampai kebawa mimpi.
2.
Bikin Emosi
Aku bisa jadi salah satu orang
yang suka kebawa emosi kalo nonton film. Itu pertanda bagus karena artinya aku
bener-bener menikmati film itu. Jaraaaaang banget kayaknya aku nggak bereaksi
pas maraton film Nolan. Beberapa humor di film trilogi Batman bikin aku ketawa.
Hubungan antara ayah dan anak di film Interstellar
bikin aku nangis. Berantemnya dua pesulap di film The Prestige bikin aku kzl. Aku ikut ngerasa was-was dan takut
sepanjang film Dunkirk. Pokoknya emosi
ini yang ngebikin aku fokus sama filmnya, deh.
3.
Nggak Punya Ending yang Bener-Bener End
Kalau kita nonton film Disney,
pasti kita pas nonton endingnya bener-bener yakin kalau tokoh utama hidup
bahagia. Nah, kalo film-filmnya Nolan ini membawa kita pada ketidakpastian. Ya,
gimana, ya. Filmnya emang selesai, sih. Tapi di situ pasti terselip sesuatu yang
bikin kita masih mempertanyakan ending sebenarnya dari film tersebut. Pokoknya
interpretasi endingnya diserahkan sama penonton, deh.
Btw ini termasuk spoiler ngga?
4.
Bikin Mikir
Aku tampaknya seneng banget
mikir, ya. Wkwk. Ini tampak banget pas aku nonton Interstellar. Buat benar-benar memahami filmnya, aku suka
nge-rewind ataupun nge-pause buat googling istilah yang belum aku tahu. Biar
nyambung sama filmnya. Pas nonton Dunkirk
aku juga sambil googling sejarahnya. Dan nggak bisa dipungkiri juga pas
nonton Inception aku perlu cermat
dalam mengamati setiap adegannya biar ngerti tokohnya lagi ngapain. Sebagian
besar filmnya Nolan bikin aku googling “(nama
film) movie explanation” setelah selesai nonton saking nggak pahamnya.
Nggak hanya mikir dari sisi latar
belakang filmnya, beberapa perkataan tokohnya juga bikin mikir. Kayak di Memento: “Do I lie to myself to be happy?” Trus langsung berkaca sama diri
sendiri. Jleb!
5.
Pengetahuan Penonton Dibatasi
Mungkin kalau film-filmnya Nolan
ditulis, POV-nya kebanyakan pakai orang pertama. Artinya, apa yang kita lihat
di film hanya berdasarkan pengetahuan milik tokoh utama. Kalo tokoh utama
kebingungan, kita juga ikutan bingung. Keliatan banget pas di Following dan Memento. Kita nggak dibiarkan tau tokoh-tokoh lain itu sebenarnya
baik atau nggak sama dia, sampai nantinya diungkapkan di saat yang tepat. Ini
lumayan bisa membangkitkan rasa penasaran sehingga sayang banget kalo filmnya
nggak diselesaikan.
6.
Quotable!
Sekarang, mah, orang seneng
banget berburu quotes. Biar bisa dijadiin caption di Instagram hehehe. Dan
nggak bisa aku pungkiri kalo film-filmnya Nolan ini bertaburan sama percakapan
tokoh yang quotable. Seperti beberapa di bawah ini:
Sumber gambar di sini.
Begitulah kesan yang aku dapat selama
nonton karyanya Nolan sejauh ini. Di antara film-film tersebut, aku paling suka sama Interstellar karena film itu menceritakan hubungan ayah dan anak yang dikemas secara sophisticated. Tapi nggak dipungkiri juga kalo Nolan bikin aku menjadikan Batman sebagai superhero favorit karena lebih realistis dan futuristik.
Apakah kamu juga seneng karya-karyanya Nolan? Sok tulis aja di komen ya~
Pengalaman Mengeksplor Film Christopher Nolan
Reviewed by Audi
on
September 05, 2017
Rating:

Waah.. mantap! Nolan emang keren kalau bikin film. Nggak cuman cara bercerita, pengambilan visualnya pun gak ada yang gak enak di mata. Hahaha.
BalasHapusMenurutku paling susah paham sih Interstellar. Mungkin karena wawasan astronomi fisikaku sangat sedikit kali, ya. Hahaha. Berbeda kalau sama Inception, banyak aku ngertinya karena aku suka mempelajari ilmu-ilmu psikologi mimpi. Terutama jika berkaitan dengan teori-teorinya Sigmund Freud. Nah, kalau Dunkirk ini aku malah belum nonton. Swediih. Padahal suka juga sama cerita-cerita sejarah.
Iyaa Dunkirk bagus banget, terutama background sound-nya. sayang kalo ga ditonton langsung di bioskop hehe
Hapusbelum pernah nonton nih, makasih reviewnya
BalasHapusiya mbaak sama sama ^^
HapusTerakhir aku nonton Dunkirk, keren sih menurut aku.. emang nolan bener bener ya hehe
BalasHapusiyap, timeline nolan emang anti mainstream (y)
HapusDunkirk alurnya paling bagus, dan filmnya yg paling kontroversi. Sampe buat kritikus di rotten tomatoes dan IMDB pecah kongsi. Alias berdebat.
BalasHapus