Kalau pulang kampung, aku suka ditanyain lagi kuliah di mana. Aku jawab aja kuliah di Jakarta. Padahal kuliahnya di Tangerang Selatan. Tapi orang-orang sana, mah, segala bentuk perkotaan yang dekat sama Jakarta ya sebut aja Jakarta biar ngga ribet. Lagian perbatasan antara Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta jaraknya dapat ditempuh dengan 10 menit jalan kaki dari kampusku, jadi yaudah.
Namun, meskipun aku ngaku-ngaku di Jakarta, aku ngga pernah benar-benar ke Jakarta. Ada, kan, istilah yang kurang lebih kayak gini: kalau belum pernah mengunjungi landmark/ikon terkenal dari suatu kota, maka kamu belum ke kota itu. Yap, selama dua tahunan kuliah di Tangerang Selatan Jakarta, aku belum pernah ke Monas!
Kesempatan itu akhirnya didapat ketika Zeini, teman SMA-ku yang baru lulus dari STIS, ngajak jalan-jalan dalam rangka dia mau penempatan. Aku bisa menyanggupi karena kebetulan waktu itu udah selesai waktu UAS jadi di kampus emang literally nggak ngapa-ngapain. Awalnya aku ngajakin ke Kota Kasablanka tapi alhamdulillah dia kepikiran buat ngajak jalan ke Monas jadi cussss!
Jalan-jalan ini disponsori oleh bis Jakarta City Tour yang menyediakan tumpangan gratis ke beberapa titik wisata di Jakarta. Kata
guide-nya, seandainya bus itu berbayar, kita harus bayar 11.000 sekali naik! Berkat bus ini, aku dan Zeini bisa berwisata seharian di Jakarta dan mengunjungi banyak tempat dengan harga yang terjangkau. Worth it, lah, pokoknya!
 |
Suasana di bis tingkat |
 |
Gratis ngga pake hoax! |
Perjalanan kami dimulai dari meeting point, Stasiun Juanda. Dari tempat ini, kami diantar bus ini sampai ke Monas. Tapi kami nggak langsung ke Monas, lho. Zeini punya keinginan kalo dia mau nonton Air Terjun Menari yang bakalan ada malam tersebut (kebetulan kami jalan-jalannya hari Sabtu). So, selagi nunggu malam, akhirnya kami berpetualang lagi dengan City Tour!
FYI, bus ini punya beberapa jalur. Jangan sampai salah naik, ya!
Dari Monas, kami pun coba-coba buat liat Kalijodo. Ini adalah tempat yang sempat dihebohin penggusurannya. Sekarang tempat ini udah menjelma menjadi tempat nongkrong yang instagramable. Banyak orang yang jual makanan dan ada juga area buat main skateboard. Sayang banget kemaren kami datangnya pas siang bolong jadi tempatnya masih sepi plus panas huhuhu.
 |
Jangan lupa narsis! |
Selesai ke Kalijodo, kami pun balik lagi ke Monas dan duduk-duduk di halte buat nungguin bis yang akan membawa kami menuju ke Kota Tua. Nunggunya lumayan agak lama kalo ini. Jangan lupa sedia air minum, ya!
Setelah beberapa saat menunggu, sampai juga kami di Kota Tua. Sebelum berkeliling, kami menyempatkan diri buat makan siang di pinggir jalan sambil menikmati nyanyian dari pengamen yang mintanya maksa. Hih. Oh ya, di sini aku juga nyari-nyari cireng isi yang konon katanya buka cabang di sini. Udah dicari-cari sampai Stasiun Jakarta Kota nggak ketemu juga. Yaudah, akhirnya kami beli minum di Starbucks aja buat bekal keliling Kota Tua. Kebetulan punya kupon promo Buy 1 Get 1, hehe. Setelah itu, kami menghabiskan waktu dengan mengunjungi beberapa museum, di antaranya adalah Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Bahari.
 |
Our lunch |
Sekitar jam 4 sore, akhirnya kami naik bis lagi menuju Mesjid Istiqlal sambil menunggu waktu Maghrib.
 |
Nyoba duduk di bis lantai bawah sambil diterpa matahari sore |
Selesai waktu Maghrib, acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ke Monas! Kunjungan ini diwarnai dengan insiden kesoktauan kami kalo mau masuk ke Monas itu tinggal lurus aja. Ternyata Monas itu ada pagernya dan kita nggak tau cara masuknya. Ternyata masuk ke Monas itu lewat bawah tanah! Catet, ya! Sayangnya, malam itu kami kehabisan tiket buat ngeliat puncak Monas. Jadi akhirnya kami cuman nyampe ke Cawan Monas aja. Dari sana, barulah kami nonton Air Terjun Menari, sesuai dengan keinginan Zeini. Air terjun menari ini merupakan pertunjukan perpaduan antara air terjun dengan pertunjukan laser, trus
background music-nya adalah lagu-lagu daerah versi orkestra. Ketika musik memperdengarkan lagu Manuk Dadali, kami langsung teringat masa SMA kami dulu waktu ujian praktek Bahasa Sunda. Ujiannya disuruh nyanyi lagu Sunda trus pake kebaya.
 |
Sebelum masuk Monas |
 |
Sukses naik ke cawan! |
 |
Air terjun menari |
 |
Dokumentasi setelah ujian Bahasa Sunda. Ki-Ka: Zeini, Ojak, Audi |
Selesai pertunjukan air terjun, kami nongkrong cantik di Cawan sambil ngemil snack yang belum habis. Banyak yang kami obrolin malam itu, mulai dari kenangan waktu SMA sampai keinginan di masa depan.
"Semoga kita nanti diberi kesempatan buat ke puncak Monas, ya, Au!" ucap Zeini.
Perjalanan kami pun ditutup dengan naik KRL bareng dan berpisah di Stasiun Manggarai.
Catatan buat Zeini.
Aku nggak nyangka kalau Stasiun Manggarai adalah tempat pertemuan terakhir kita sebelum kamu berpulang. Terima kasih sudah memberikan banyak banget pelajaran hidup buat Audi. Maaf bila banyak janji yang belum bisa ditepati. Semoga tenang di sisi-Nya. Aamiin. :)
endingnya...
BalasHapus:')
Hapus